Minggu, 14 November 2010

Selamat jalan sobat

Deretan mata melotot
Memandang kecam tubuh lunglai
Senyumnya mengundang hujan deras
dan petir yang menggelegar
Kala ia terbaring kaku
Jiwa-jiwa penyesalan terurai
Tak ada canda tawa
Menjadikan suasana kelam
Padamu ku ucapkan....
Selamat jalan sobat
Hanya jiwa ragamu lenyap
Jasamu kan selalu abadi
Namamu kan terkenang bak pahlawan
Selamat jalan sobat
Semoga kau dimanja tuhan
Selamat jalan sobat
Menuju kehidupan abadi
Membuka hadiah ilahi
Menikmati keabadian ukhrowi

PENDIDIKAN NILAI PADA PESANTREN MODERN*

Pendidikan, suatu terminologi yang digunakan manusia sebagai proses tindakan untuk mempersiapkan generasi lebih lanjut agar mampu dan mempunyai nilai lebih dari generasi-generasi sebelumnya untuk survive dalam kehidupan mereka. Dalam konteks kehidupan bernegara Indonesia, hal tersebut sesuai dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Isyarat UU ini sebenarnya merupakan re-configuration dari amanat Allah swt yang artinya: “…….. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”
Pendidikan dalam konteks proses adalah sebagaimana disampaikan para pakar, di antaranya M.J. Langeveld yang mendefinisikannya sebagai pemberian pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju ke arah kedewasaan, dalam arti dapat berdiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakan-tindakannya menurut pilihannya sendiri. Di pihak lain, John Dewey yang masyhur dengan education philosophy-nya mengatakan bahwa education is all one growing; it has no end beyond itself. Pendidikan adalah segala sesuatu yang bersamaan dengan pertumbuhan. Pendidikan tidak mempunyai tujuan akhir di balik dirinya. Artinya manusia seiring dengan kehidupannya menjalani pendidikan, yakni pengembangan diri ke tingkat yang lebih sempurna. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan paradigma long life education atau pendidikan sepanjang hayat.
Lebih lanjut, tentang implementasi dan bentuk pendidikan, dikatakan bahwa pesantren merupakan the indigenous formation/ implementation pendidikan Indonesia. Pesantren pada dasarnya memiliki 2 (dua) makna; sebagai benteng moral dan wahana kajian/ pengembangan ilmiah. Dalam perkembangannya, pesantren telah terkotak-kotak sesuai dengan karakter pendidikan yang dipilihnya. Menurut Nurcholish Madjid, dalam menyikapi modernitas umat Islam terbagi dalam beberapa golongan; 1) fundamentalis yakni mereka yang tidak menerima dan menentang modernitas, 2) apologetik yakni mereka yang menerima modernitas namun tanpa pertimbangan tradisi dan, 3) modern yakni mereka yang menerima modernitas dengan mempertimbangkan tradisi Islam sebagai acuan dan mengakarkan modernitas pada tradisi panjang dari intelektualitas Islam. Perbedaan sikap itulah yang selanjutnya melahirkan tipologi pesantren; Di antara mereka memandang pesantren dari sudut pandang fisik seperti Kafrawi dengan empat tipologi pesantrennya; pertama, pesantren yang hanya mempunyai masjid dan rumah kyai, sehingga dua sarana tersebut menjadi pusat pembelajaran; kedua, pesantren yang terdiri dari masjid, rumah kyai dan pondokan santri; ketiga, pesantren dengan masjid, rumah kyai, pemondokan santri dan madrasah sebagai sistem pembelajaran; dan keempat, pesantren sebagaimana item ketiga dengan beberapa unit pembelajaran vokasional seperti perikanan, pertanian, perkebunan,koperasi, dan lain-lain.
Berbeda dengan Kafrawi, Wardi Bakhtiar dan kawan-kawan mengklasifikasi pesantren dari sudut pandang ilmu pengetahuan yang diajarkan. Menurut mereka, pesantren dapat digolongkan menjadi dua macam; pertama, pesantren salafi; dan kedua, pesantren khalafi. Pesantren salafi adalah pesantren yang mengajarkan kitab-kitab Islam klasik. Bagi pesantren ini yang terdapat madrasah, keberadaannya hanya untuk mempermudah teknik pengajaran sebagai pengganti metode sorogan. Dalam pendidikannya, pesantren ini tidak mengajarkan pengetahuan umum. Sedangkan pesantren khalafi selain memberikan pengajaran kitab Islam klasik juga membuka sistem sekolah umum di lingkungan dan di bawah tanggung jawab pesantren.
Semenjak Indonesia merdeka pada tahun 1945 sampai saat ini (kurang lebih dalam kurun 65 tahun) telah mengalami beberapa perubahan strategi pendidikan. Hal tersebut terindikasi pada berubahnya sistem ujian nasional sebagaimana diulas oleh Sugiyanto, staf Dinas Pendidikan Kota Malang bahwa secara global historis kita telah mengalami 4 (empat) perubahan mendasar. Tahun 1945 – 1969, pendidikan lebih bersifat komando sentralistis/ instruksional. Segala yang berhubungan dengan evaluasi datang dari pemerintah. Hasil sistem ini adalah rendahnya mutu/ kualitas out put maupun out come pendidikan. Di sisi lain tingginya kuantitas out put pendidikan. Pada tahun 1969 – 1983 bersifat sebaliknya, desentralistis. Evaluasi diserahkan pada pihak sekolah. Hasilnya pun tidak lebih baik dari sistem sebelumnya, mutu pendidikan yang rendah. Tahun 1983 – 2002, sistem evaluasi dilakukan bersama antara pemerintah dan sekolah. Domain yang dievaluasi hanya pada kognitif. Dikenal sistem mark up dan konversi nilai. Mutu lulusan pun masih rendah. Karena hampir dipastikan semua pelajar mencapai kelulusan, sehingga di antara efek negatifnya adalah tidak ada daya dan upaya kompetisi (فاستبقوا الخيرات), tidak ada quality qontrol/ quality assurance, dan pendidikan hanyalah formalitas/ semu sarat nilai. Selanjutnya, tahun 2002 sampai sekarang, evaluasi pendidikan juga dilaksanakan secara bersama antara pusat dan sekolah, namun lebih sempurna. Bagian pusat pada domain kognitif, sedangkan sekolah pada domain psikomotorik dan afektif. Terdapat benchmark nasional yang digunakan sebagai alat ukur keberhasilan proses pengajaran.
Artinya bahwa kita sebagai bangsa telah sadar akan urgennya pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada kecemerlangan otak saja, melainkan juga pada ketrampilan dan sikap yang merupakan kesatuan tidak terpisahkan. Hal tersebut tercetus dalam firman Allah swt yang artinya: “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Berulang kalinya siswa-siswa Indonesia merebut medali emas pada berbagai olimpiade internasional, di antaranya pada International Phisycs Olympiad dan International Biology Olympiad merupakan bukti nyata keberhasilan pendidikan, walaupun hanya pada salah satu faktornya, yakni pengajaran dan pada satu domain, kognitif. Namun demikian, banyak fenomena di sekitar kita yang menegasikan proses pendidikan tersebut. Pada September 2008 lalu, saat hari pertama puasa Ramadhan 1429 H, 6 (enam) anak baru gede (ABG) kota Padang Sumatra Barat menggelar pesta ganja. Dari penggerebekan polisi, didapat barang bukti (BB) berupa 1 (satu) paket kecil ganja kering lengkap dengan kertas lintingan berisi ganja. Ironisnya, 2 (dua) di antaranya adalah siswa aktif salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Padang (jawa pos 3 september 2008) Peristiwa memilukan dan memalukan kembali tertoreh dalam dunia pendidikan, sebanyak 19 SMA di Indonesia tahun ini di kabarkan tidak lulus Unas 100%. Di duga ketidaklulusan tersebut di sebabkan para siswa menyontek kunci jawaban yang ternyata palsu, dan celakanya kunci jawaban itu berasal dari tim sukses sekolah tersebut yang notabenenya adaalah guru (Jawa Pos 31 Mei 2009) Ketidaklulusan siswa sampai 100% di suatu sekolah jelas sangat menyentak, bocoran kunci jawaban itu awalnya tentu diyakini bisa mendongkrak kelulusan, tapi yang terjadi sebaliknya. Beredarnya kunci jawaban palsu justru menjerumuskan siswa sehingga tidak lulus Unas. Setolol itukah peserta didik hingga menelan mentah-mentah kunci jawaban palsu tanpa ada reserve sedikitpun? Atau memang peserta didik meyakini kunci jawaban tersebut karena sebelumnya dikondisikan bahwa sekolah telah membentuk guru yang menjadi tim sukses Unas? Jika kedua thesa tersebut benar, di manakah kehormatan “nilai” suatu pendidikan ?
Dari ulasan data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa Indonesia, yang dikenal makmur, damai, sentosa dengan gemah ripah loh jinawi-nya serta bangsa yang memegang teguh nilai-nilai mulia ketimuran telah mengalami ketidak-sempurnaan dalam bidang pendidikan. Gagalnya pendidikan pada domain afektif tidak hanya gagal pada faktor siswa tetapi juga guru bahkan masyarakat. Artinya sekolah dan masyarakat sebagai bagian dari tri pusat pendidikan dalam menjalankan tugas dan fungsinya telah melenceng dari amanat pendidikan.
Disinilah pesantren harus mengambil peran, pesantrenlah yang dipercaya mempunyai konsep dan kekuatan untuk mengembalikan pendidikan sesuai amanatnya. Sukamto membenarkan hal tersebut bahwa pesantren selama ini telah berhasil mengukir prestasi dan kekhasan menyangkut: 1) penghayatan mental spiritual keagamaan dan tafaqquh fi al-din; 2) pelestarian nilai-nilai keagamaan, semisal keagamaan, kesederhanaan, keikhlasan, ukhwah, kebaktian, dan kswadayaan; 3) lebih condong pada pengutamaan social effects daripada civil effects; 4) pelahiran pemimpin, baik formal maupun non-formal yang berpengaruh bagi masyarakat di lingkungannya; dan 5) penyebaran dakwah Islam yang telah melahirkan umat Islam Indonesia sebagai mayoritas dari tata susunan masyarakat bangsa Indonesia.
Terkait tipologi pesantren pada tradisional dan modern, Fazlur Rahman menyatakan bahwa pendidikan sekarang harus mengembangkan daya kritis dan kreatif untuk menghasilkan out put yang kritis dan kreatif. Berikut adalah ciri-ciri out put yang kritis dan kreatif; 1) mempunyai pemikiran asli (originality); 2) mempunyai keluwesan (flexibility); dan 3) menunjukkan proses berfikir (fluency).
Berbeda dengan pola pendidikan lama (tradisionalis) yang mengedepankan konsep sami’na wa ata’na. Bahwa guru atau kyai adalah bapak atau raja sebagai tempat bergantung, sedangkan santri/ anak didik adalah anak atau hamba yang harus taat padanya (paternalistic system). Orasi sufisme pendukung fenomena tersebut adalah ungkapan Imam ‘Ali bin Abi Talib: “Aku rela menjadi hamba sahaya guruku yang telah mengajariku satu huruf, terserah padanya, aku mau dijual, dimerdekakan atau tetap dijadikan hamba sahaya”.
Kedua fenomena tersebut mengisyaratkan bahwa terjadi pergeseran pemaknaan nilai antara pendidikan pola lama (tradisional) dan pendidikan model baru (modern). Pemaknaan tersebut tentunya berimbas pada perubahan konsep pendidikan nilai serta implementasinya dalam keseharian hidup sang pendidik dan yang dididik dari pola lama ke model baru (dari salaf ke modern). Satu pergeseran di antaranya adalah nilai “bertanya”. Pola salaf melihat bahwa “bertanya” kepada guru adalah tabu, sedangkan pola sekarang, “bertanya” seyogyanya dibudayakan sebagai upaya berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thingking).

*My Teacher : Agus Suprianto

PENDAPATAN NASIONAL

a. Pengertian
Dalam suatu negara terdapat percaturan ekonomi yang dilakoni oleh pelaku di masing-masing sektor. Keistimewaannya terletak ketika terjadi sebuah tolok ukur antara kegiatan ekonomi dan identitas ekonomi. Selain itu, dapat mengetahui perkembangan kemakmuran masyarakat negara secara keseluruhan dan menjadi nilai sebagai cermin untuk lebih memperbaiki sistem perekonomian. Style tersebut dapat diketahui corak serta bentuk penghasilannya bila kita dapat mengkaji masalah “pendapatan nasional”.
Menurut ilmu ekonomi, pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga di suatu negara karena ia telah melakukan kegitan pelaksanaan atau penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu priode, biasanya dilaksanakan selama satu tahun.

b. Sejarah
Asal mula konsep pendapatan nasional dicetuskan oleh Sir William Petty, berasal dari Inggris, ia berusaha menaksir atau mengkaji pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada tahun 1665. Dalam penghitungannya, ia beranggapan bahwa pendaptan nasional dapat diperoleh dengan menjumlahkan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Akan tetapi, pendapat ilmuan inggris tersebut tidak disepakati oleh ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam menghitung pendaptan nasional. Menurut mereka, alat utama pengukur kegiatan perekonomian adalah produk nasional bruto (gross national product, GNP), yaitu seluruh jumlah produk baik berupa barang atau jasa yang dihasilkan setiap tahun oleh negara yang bersangkutan, diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

c. Konsep
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional:
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Gross Domestic Product adalah jumlah produksi berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit produksi dalam batas wilayah suatu negara (domestic) selama satu tahun. Dalam menghitung GDP termasuk juga di dalamnya hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karena jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto atau kotor. PDB/GDP dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga tetap. Pendapatan nasional harga berlaku (pendapatan nasional nominal) adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara selama satu tahun dan dinilai berdasarkan harga yang berlaku pada tahun tersebut. Dan pendapatan nasional pada harga tetap (pendapatan nasional riil) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun berdasarkan harga yang berlaku pada tahun tertentu yang dapat digunakan seterusnya untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun lainnya.
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Gross National Product diperoleh melalui nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warganegara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. Seperti pengusaha Jepang yang ada di Indonesia tidak akan dihitung hasil produksinya, tapi orang Indonesia yang ada di luar negeri akan dihitung jumlah penghasilannya baik berupa barang dan jasa.

3. Produk Nasional Netto (NNP)
Net National Product diperoleh dengan cara GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering disebut pula replacement). Replacement adaalah penggantian barang modal atau penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran atau estimasi sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

4. Pendapatan Nasional Neto ((NNI)
Net National Income adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurangi pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang besarnya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

5. Pendapatan Perorangan (PI)
Personal Income adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiun, tunjangan sosial bagi penganggguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dsb. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan peseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja.

6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Disposable Income adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihknya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. (DI) ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung, pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Untuk lebih memperjelas uraian di atas, di sini kami gambarkan cara penghitungan pendapatan nasional seperti di bawah ini.
(miliar rupiah)
GDP Rp 156.000,00
Produk yang dihasilkan masyarakat asing di dalam negeri Rp 26.000,00
Rp 130.000,00
Produk yang dihasilkan masyarakat nasional di luar negeri Rp 10.000,00
GNP Rp 140.000,00
Penyusutan dan penggantian barang modal Rp 15.000,00
NNP Rp 125.000,00
Pajak tidak langsung Rp 22.000,00
NNI Rp 103.000,00

Dana sosial Rp 3.000,00
Laba yang ditahan Rp 6.000,00
Pajak perusahaan / perseroan Rp 12.000,00
Rp 21.000,00
Rp 82.000,00
Transfer payment Rp 8.000,00
PI Rp 90.000,00
Pajak langsung Rp 4.000,00
DI Rp 86.000,00
Tabungan (saving) Rp 15.000,00
Pengeluaran konsumsi perorangan Rp 71.000,00

d. Faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional
a. Permintaan dan Penawaran agregat
Permintaan agregat merupakan hubungan antara seluruh permintaaan barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antar semua penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan pula pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional) yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan out put nasional dan menambah pengangguran.
b. Konsumsi dan Tabungan, artinya pendapatan yang diterima oleh konsumen, dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa, sisanya untuk ditabung. sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
Y = Pendapatan atau yield
C = Konsumsi atau consumtion
S = Tabungan atau saving
Rumus di atas merupakan pendapat dari John Maynard Keynes untuk mengukur pendapatan suatu negara ditinjau dari segi perorangan.
Ada lima faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi rumah tangga:
1. Pendapatan
Pendapatan seseorang berpengaruh pada besarnya konsumsi yang dilakukan. Semakin tinggi pendapatan konsumen, konsumsi cenderung meningkat pula. Sebaliknya, jika pendapatan menurun pengeluaran konsumsi juga akan turun.
2. Selera
Masing-masing individu mempunyai selera yang berbeda-beda dalam memilih berbagai jenis barang atau jasa. Ini juga berpengaruh terhadap pola konsumsi. Misalnya, meskipun sesama remaja antara seorang yang satu dengan lainnya akan memiliki selera yang berbeda dalam memilih barang atau jasa konsumsi.

3. Kekayaan
Orang yang memiliki aset kekayaan berupa tabungan atau saham tidak terlalu memperhatikan pengeluaran konsumsi mereka daripada orang yang tidak memiliki kekayaan.
4. Komposisi anggota rumah tangga
Jumlah anggota rumah tangga juga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika dalam suatu keluarga terdapat anggota yang banyak maka tingkat konsumsi juga akan banyak. Sebaliknya, jika hanya terdapat sedikit anggota dalam keluarga maka jumlah konsumsi relatif kecil.
5. Motivasi
Setiap orang memiliki motivasi tersendiri dalam menentukan kegiatan konsumsinya. Ada yang melakukan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar diperlukan. Namun, ada pula yang membeli barang hanya karena ikut-ikutan orang lain, padahal sebenarnya ia tidak membutuhkannya. Sebagian lain mengkonsumsi barang atau jasa tertentu demi memperhatikan status sosial atau gengsi. Misalnya, seorang remaja membeli HP terbaru agar dianggap keren oleh temannya.
6. Sikap dan Kepribadian
Sikap dan kepribadian seseorang menjadi tolok ukur perilaku konsumen. Orang yang hemat hanya akan membeli barang-barang yang dibutuhkan saja. Sementara orang yang boros seringkali membeli barang-barang diluar kepentingannya (perhitungannya).
7. Ramalan peruahan harga
Jika masyarakat memperkirakan akan terjadi perubahan harga yang cenderung lebih tinggi, maka mereka akan segera membeli barang tersebut untuk antisipasi dan menghindari kenaikan harga.

► Untuk lebih memperjelas pernyataan di atas, kami mencoba mendukung pernyataan tersebut dengan fungsi konsumsi. Dalam pengertiannya, fungsi konsumsi adalah hubungan antara pengeluaran untuk konsumsi (consumption expenditure) dan pendapatan. Hubungan pendapatan dan konsumsi dirumuskan sebagai berikut:
C adalah konsumsi dan Y sebagai pendapatan bersih. Sedangkan a merupakan tingkat minimum pengeluaran konsumsi pada tingkat pendapatan sebesar nol. Sedangkan b adalah tambahan keinginan mengkonsumsi karena tambahan pendapatan. Selisih tingkat konsumsi sekarang dan sebelumnya dibagi selisih besarnya pendapatan sekarang dan sebelumnya. Misalnya, seseorang sebelum bekerja (berarti Y = 0), pengeluaran seseorang minimal sebesar Rp 500.000 (jadi a = 500.000), maka C=500.000 (konsumsi untuk kebutuhan pokok). Saat sudah bekerja dengan pendapatan bersih Rp 1.500.000 per bulan. Pengeluaran konsumsinya menjadi Rp 1.000.000 sebulan (ada konsumsi tambahan untuk kebutuhan bukan pokok), maka konsumsi orang tersebut:
C = a + bY
= 500.000 + 500.000
= 1.000.000
Model di atas merupakan formula sederhana fungsi konsumsi. Seorang ilmuan Simon Kuznets, dia adalah ahli ekonomi terkenal Amerika Serikat yang mencoba mengolah statistik negaranya untuk mengetahui hubungan antara pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapannya. Ada dua kesimpulan penting dalam penelitiannya bahwa : Pertama, ada perbedaan antara konsumsi jangka panjang dan konsumsi jangka pendek karena keduanya memiliki bentuk yang beda. Kedua, dalam bentuk persamaan standar persamaan fungsi konsumsi dengan C = C0 + cY dengan C0 sebagai tendensi yang meningkat dari waktu ke waktu.
Beda halnya dengan analisis Keynes bahwa fungsi konsumsi adalah relasi antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya menggunakan tingkat harga konstan. Jadi bukan disebabkan oleh pendapatan nasional nominal dan konsumsi nominal. Lebih jelasnya tabel di bawah merupakan konsumsi dan PDB Indonesia tahun 2000-2004 (dalam hitungan triliun rupiah):
Tahun Konsumsi PDB
2000
2001
2002
2003
2004 884
1.340
1.264
1.372
1.532 1.389
1.684
1.898
2.045
2.302
Data dari tabel di atas dapat diestimasikan fungsi konsumsinya seperti dibawah ini:
C = 100 + 0,63Y
100 adalah konsumsi autonomous dan 0,63Y sebagai konsumsi bujuk disebut juga MPC = 0,63. Fungsi ini dapat diperoleh dengan menggunakan regresi linier, stagraf, dan Excel. Angka MPC sebesar 0,63 menunjukkan bahwa setiap PDB naik sebesar 100 triliun maka konsumsi juga akan otomatis naik sebesar 63 triliun. Setelah itu untuk mengetahui MPS hanya mengurangi 1-0,63, jadi MPS hasilnya 0,37.
Dari tabel di atas, kita dapat menganalisa besar konsumsi bujuk (induced), konsumsi, dan tabungan. Sebagai contoh pembahasan di tahun 2003 PDB Indonesia sebesar Rp 2.045 triliun, maka konsumsi, konsumsi bujuk (induced), dan tabungannya adalah?:
Jawab : kita dapat menggunakan estimasi rumus konsumsi yang ada di atas. Adapun proses penyelesainnya sebagai berikut.
C = 100 + 0,63Y
C = 100 + 0,63 (2.045) angka 2.045 adalah PDB tahun 2003
C = 100 + 1.288, angka 1.288 merupakan jumlah konsumsi bujuk
C = 1.388
Dari pekerjaan di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat PDB Indonesia sebesar 1.388 triliun. Setelah itu kita jabarkan tabungannya.
Diketahui : 1- 0,63 (MPC) = 0,37 (MPS)
Jadi S = -100 + 0,37Y
= -100 + 0,37 (2.045)
= -100 + 757
= 657

Lebih sederhananya, kami sajikan dalam bentuk tabel hasil penghitungan di atas, sebagai berikut:
Tahun PDB Autonomous Induced
Konsumsi Tabungan
2003
2.045 100
1.288 1.388 657

Kita telah mengetahui bagaimana kegiatan konsumsi dilakukan, jika bicara tentang konsumsi maka kita juga harus memikirkan tabungan (saving). Tabungan itu terjadi seiring dengan kelebihan konsumsi. Seperti yang kita ketahui bahwa konsumsi lebih besar dibandingkan dengan tabungan.
Sebagai contoh, diketahui fungsi konsumsi C = 10 + 0,75Y. carilah persamaan fungsi tabungannya, berapa besarnya konsumsi pada saat tabungan = 0?
Jawab :
Dari rumus dasarY = C + S
S = Y – S
= Y – ( 10 + 0,75Y)
= Y – 10 – 0,75Y
= 0,25 Y – 10
Pada saat tabungan = 0, maka besar pendapatan:
0 = 0,25Y – 10
-0,25Y = -10
Y = -10 / - 0,25
Y = 40
Jadi, besarnya konsumsi pada saat tabungan = 0 adalah
C = 10 + 0,75Y
= 10 + 0,75 (40)
= 40

►Adanya hubungan positif antara konsumsi dan pendapatan di atas akan menyebabkan kecenderungan mengkonsumsi marjinal atau marginal propensity to consume (MPC). Meskipun masalah MPC sedikit dibahas di atas, namun masih akan diuraikan lebih jauh mengenai kecenderungan mengkonsumsi. Arti marjinal sendiri adalah ‘tambahan’ atau ‘ekstra’. Jadi hal tersebut terjadi karena adanya kenaikan pendapatan dan berakibatt kenaikan pada kegiatan konsumsi. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
MPC adalah tambahan mengkonsumsi seseorang (tambahan), ▲C sebagai perubahan konsumsi, dan ▲Y sebagai perubahan pendapatan.
Contoh : Jika pendapatan seseorang naik dari Rp 2 juta menjadi Rp 2,5 juta dan konsumsinya naik dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 1,7 juta, maka konsumsi marjinalnya adalah: MPC = ▲C / ▲Y
▲C = C2 - C1 1,7 – 1,5
▲Y = Y2 - Y1 2,5 – 2
Hasilnya = 0,4
Anggka MPC sebesar 0,40 menunjukkan bahwa setiap pendapatan naik sebesar 1% maka konsumsi juga akan naik sebesar 0,40%. Dan juga sebaliknya jika pendapatan turun sebesar 1% maka konsumsi juga akan turun sebesar 0,40%.
Berdasarkan rumus MPC di atas, jika mengkonsumsi sebesari 0,4 maka tabungan atau saving (MPS / marginal prospensity to saving) akan menjadi 0,6. angka ini diperoleh sebab, MPC + MPS = 1, maka apabila ditanya MPS dan MPC sudah diketahui maka tinggal mengurangi saja. 1 – MPC = MPS atau sebaliknya 1 – MPS = MPC. Angka MPS sebesar 0,6 menunjukkan apabila pendapatan naik sebesar 1% maka tabungan akan naik sebesar 0,60%. Sebaliknya jika pendapatan turun sebesar 1 % maka tabungan juga akan turun sebesar 0,60%.
Selain MPC dan MPS yang merupakan marjinal “tambahan”. Kita juga dihadapkan dengan masalah APC yaitu Average Prospensity to Consume yaitu hasrat untuk mengkonsumsi rata-rata. Artinya APC merupakan hubungan perbandingan (rasio) konsumsi dan pendapatan dapat dikatakan tingkat konsumsi.
Adapun formulanya sebagai berikut, APC = C/Y. dan perlu diketahui bahwa APC selalu bernilai positif. Selanjutnya APS (Average prospensity to saving). Adalah hubungan antara pengeluaran tabungan dan pendapatan disebut pula tingkat tabungan. Rumusnya, APS = S/Y.
Keterangan :





Tabel di bawah ini merupakan nilai rasio antara MPC, MPS, APC, dan APS.








3. Investasi, artinya barang-barang yang dihasilkan terdiri dari barang-barang konsumsi dan barang-barang modal, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
Y = income atau pendapatan
C = condumtion atau konsumsi
I = investment atau investasi
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tingkat investasi suatu perusahaan yaitu suku bunga dan prospek keuntungan. Suku bunga yang rendah akan mendorong pelaku usaha untuk memperluas investasi mereka, sebaliknaya suku bunga yang tinggi akan melemahkan investasi mereka. Selain itu, optimisme terhadap prospek keuntungan akan merangsang perluasan dunia usaha, saat seseorang yakin akan meraih keuntungan yang banyak maka ia akan terus menambah investasinya. Namun sebaliknya, psimisme terhadap prospek keuntungan akan menyurutkan usaha.
Investasi yang dipengaruhi oleh suku bunga disebut investasi autonomous atau autonomous investment, sedangkan investasi yang bergantung pada pertumbuhan ekonomi disebut investasi bujuk atau induced investment.

Contoh :
Jika diketahui fungsi konsumsi C = 20 + 0,75Y, carilahpersamaan fungsi investasi dan berapakah besarnya konsumsi pada saat investasi =10 ?
Jawab :
Dari persamaan Y = C + I dapat dicari persamaan fungsi investasi
I = Y – C
10 = Y – (20 + 0,75Y)
10 = Y – 20 – 0,75Y
10 = 0,25Y – 20
30 = 0,25Y
Y = 30 / 0.25
= 120
Jadi, besarnya konsumsi pada saat investasi = 10 adalah
C = 20 + 0,75Y
= 20 + 0,75 (120)
= 20 + 90
= 110
Keterangan, jika pendapatan berubah maka konsumsi dan investasi juga akan berubah sesuai dengan prinsip “marjinal” seperti yang dijelaskan di atas.

e. Metode pengukuran pendapatan nasional
Pendapatan negara dapat diukur dengan tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu priode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Contoh soal, (sumber : soal olimpiade ekonomi se-kabuparen tahun 2008)
Di bawah ini merupakan jumlah pendapatan nasional.
Dalam satuan dolar
- Government exspenditure 110.500
- Wages 85.000
- Society exspenditure 240.000
- Interest 75.200
- Export 45.200
- Import 40.000
- Rent 90.000
- Profit 90.800
dari data tersebut carilah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pendapatan.
Jawab : Y = r + w + i + p
= 90.000 + 85.000 + 72.200 90.800
= 341.000
Jadi dengan menggunakan metode pendekatan pendapatan dapat diperoleh pendapatan nasional sebesar 341.000 dollar.

2. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstratktif, jasa, dan niaga selama satu priode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi)
Adapun pembagian sektor ekonomi sebagai berikut:
- sektor pertanian : peternakan, kehutanan, dan perikanan
- sektor pertambangan dan galian
- sektor industri pengelolahan
- sektor listrik, gas, dan air bersih
- sektor bangunan
- sektor perdagangan, hotel, dan restoran
- sektor pengangkutan dan komunikasi
- sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
- sektor jasa-jasa
Jenis-jenis barang dalam sektor perekonomian bermacam-macam antara yang satu dengan lainnya, maka digunakan satuan yang sama yaitu harga atau uang.
↔ Contoh soal, Diketahui:
a. Nilai Tambah Semua Sektor = 900 satuan
b. Penyusutan Barang Modal = 90 satuan
c. Upah dan Gaji = 600 satuan
d. Ekspor = 360 satuan
e. Peng. Pemerintah Untuk Pembelian Barang dan Jasa = 200 satuan
f. Laba Perusahaan = 300 satuan
g. Pajak Tidak Langsung = 150 satuan
h. Investasi Domestik Bruto = 250 satuan
I. NI Terhadap Luar Negeri dan Faktor Produksi = -40 satuan
j. Pengeluaran Konsumsi Sektor Rumah Tangga = 500 satuan
k. Impor = 170 satuan
l. Pengeluaran Subsidi Pemerintah = 75 satuan
Ditanya:
1. Hitung PDB atas dasar harga produksi
2. Hitung PNB atas dasar harga pasar
3. Hitung besarnya Pendapatan Nasional
Jawab:
1. PDB/PDP = C + G + I + ( X – M )
= 500 + 200 + 160 + (360 – 170)
= 9 25

2. PNB = PDP + NI Terhadap Luar Negeri dan Faktor Produksi
= 925 + (-40)
= 885

3. PNN = PNB – Penyusutan/Depresiasi
= 885 – 90
= 795
PN = PNN – PTL + S
= 795 – 150 + 75
= 645 + 75
= 720

3. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu priode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara RT (konsumsi) pemerintah (government), pengeluaran investasi (investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M).
Contoh (sumber : soal olimpiade sains propinsi OSP ekonomi tahun 2006)
National Income data (in billion rupiah) from a country are as follow :
- Househould consumtion Rp 1.500
- Investment Rp 2.500
- Government expenditure Rp 4.000
- Revenue Rp 1.050
- Wages Rp 700
- Rent Rp 100
- Saving Rp 2.500
- Company profit Rp 4.450
- Export netto Rp 1.200
The amount of national income interm of expenditure approach are……
Jawab :
Yang ditanya dari soal di atas adalah pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran.
Y = C + I + G + (X-M)
= 1.500 + 2.500 + 4000 + 1.200
= 9.200
Jadi besar pendapatan nasional dengan menggunakan metode pendekatan pengeluaran sebesar Rp 9.200 milyar.

f. Keterbatasan menghitung pendapatan nasional
Ada beberapa keterbatasan saat menghitung pendapatan nasional :
Pertama, penghitungan pendapatan nasional hanya mencatat harga barang dan jasa yang terjadi di pasar. Padahal, masih banyak transaksi produktif lainnya yang dihasilkan tanpa melalui pasar. Misalnya : kerja bakti untuk memperbaiki selokan.
Kedua, dilihat dari PDB yang tidak dapat membedakan komposisi barang dan jasa yang diproduksi, apakah termasuk barang militer, atau barang ekonomi. Contohnya : produksi barang konsumsi yang lebih banyak dibanding barang militer akan mencerminkan kesejahteraan masyarakat.
Ketiga, perbaikan mutu barang dan menikmati waktu santai yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat tidak tercermin dalam menghitung pendapatan nasional.
Keempat, PDB tidak menghitung pencemaran udara oleh pabrik yang dapat menurunkan kualitas kesehatan hidup masyarakat sekitar pabrik.
Kelima, GDP tidak mencermminkan pembagian pendapatan yang lebih merata dalam masyarakat.

g. Manfaat
Selain untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu priode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk menentukan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara setiap tahun. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut : g = PNriil1 – PNriil0
PNriil0
Keterangan :
g = Pertumbuhan ekonomi (%)
PNriil1 = pendapatan nasional untuk tahun dimana pertumbuhan ekonomi dihitung.
PNriil0 = pendapatan nasional untuk tahun sebelumnya.
Pendapatan nasional juga mengkaji struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sector jasa, dan sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonimian terhadap pendaptan nasional, misalnya sector pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomuan dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antara negara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijkan pemerintah.



*diajukan guna memenuhi tugas Pengantar Ilmu EKonomi





























DAFTAR PUSTAKA

Tim abdi guru, EKONOMI SMA UNTUK KELAS XI. Jakarta : Erlangga, 2004

Tim pengajar dan asisten luar biasa, 2006. BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM EKONOMI MAKRO. Fak.Pertanian Univ Jember.

Reksoprayitno, Soediono. EKONOMI MAKRO. Yogyakarta : BPFE

Hartono, Tony. Mekanisme Ekonomi dalam Konteks Ekonomi Indonesia. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Ph.D, Nopirin. Ekonomi Moneter Buku II. Yogyakarta : BPFE

Sukirno, Sadono. MAKROEKONOMI edisi ke-III. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008

A LITTLE ABOUT NATIONAL EXAMINATION IN INDONESIA (a constructive reflection to know who we are indeed)

A month ago we faced a part of educational system in Indonesia to know a result of educational process we do for a year. On 20th till 24th April 2009, every student of high class in senior high school might be able to answer all questions made by a eligible team of BSNP (A National Service for Education Standardization) in Jakarta. Until here we understand that the team is a group of expert people who are able to estimate the competency of all students in many territories in Indonesia. What a great creations they are!
Jawa Pos, 10th June 2009 reported that BSNP held national examination for the second time for special 16 senior high schools. It was done – as said by Mr. Mungin, the director of BSNP – to know the real competency of students in that school. He believed that the bad result of national exam was not to indicate their real quality, so the second exam might be held soon. What a humanist policy it is made! If I was a president, I would like to invent him to my paradise to receive a honorary star from me. He has a right such as that for his achievement to improve the quality of Indonesian human resources.
Now we have a great duty to support his effort. Let’s contribute what we have. If we have something worth, let’s give it to him. Why must we do it? We want Mr. Mungin is not hopeless after receiving many critics and mocking from many element of Indonesian public. At least, we pray to Allah SWT to make him strong and consequent with what he assumes right to do. Amin.
Today we have other great duty to solve! Let’s think deeply why many people mock Mr. Mungin? What’s wrong with him or his policy? Based on news we read in some newspapers, Indonesian people actually prefer not to do national exam to doing it. They’re afraid of getting bad fate that forces their children are not able to continue their next study. Why? Because their children are fail to pass a national exam. In other side, they don’t want their children get a diploma of “paket C”. in their eyes, that diploma has a bad image that causes to bad fate in their children future. Now, what do you think?
I don’t want thinking any more about national exam. I was just happy when I found my neighbor’s son sang “Knocking a Heavens Door”, a popular song composed and sung by Guns a Roses hard. I just saw his body shocking as if he was lived individually. As if he was a person who created to enjoy this life without permissiveness of others. What a really free man he is!
I asked him “Hi Bro, - his name is Brodon Jackoya – what did you dream last night till you look so happy such a free man?” He answered “Will you say congratulation to me for my passing a national exam this year? This is my prestige! My parent will buy a new motorcycle for me!” I replied “Ok, congratulation Bro, keep singing and shocking!”
If Mr. Mungin was beside me, I would directly say to him “Mister, congratulation for you! You were caused many people of Indonesia to be glad all times. You were made many sons of Indonesia get motorcycle! Once again I declare that you’re suitable to be a hero of causing happiness. Next time, I will come to Mr. Jaya Suprana to ask a special record of MURI for you”. And I do believe that Mr. Mungin would answer it “Yes…yes…yes”.
Two days after I went to Paiton, a seaside town. I saw two boys swimming in the seaside while singing “Indonesia Raya”, an official song of our country, Indonesia. They sang it completely till a last poem of “ayo maju-maju”. I was confused by seeing the phenomenon such as those two boys. Why do many children happy today by singing loudly?
I waited their swimming for two hours. I might be patient to it in order to ask them directly why. “Yes, I must be glad; I have a perfect score of English lesson in my national exam yesterday. Beside that, my mother would never be angry to me. She was glad having a smart son like me” explained he while laughing loudly till his yellow teeth showed a reality of teeth quantity. “Mister, say congratulation to me! My score of Economy lesson is 9, so I can register to be a student of reputable university by using it” yelled his friend who I didn’t ask since my coming.
After they leaved me, I understood why they are happy. National exam. Yes, it was caused by a national exam. What a great a national exam is and the greatest one is Mr. Mungin. He is not angry or saying “Well, right now I step back from position of BSNP director” or he run to a top of Bromo mount and fall down freely as done by Kim, an ex-president of North Korea who killed his self because of public’s assumption of corrupting the wealth of country. I thanked Allah SWT who keeps him from the disturbance of mocking and anger of public of Indonesia.
After having a short conversation with two seaside two boys, I asked my self how could the one got a perfect score of English, and his competency of English speaking was not so good. It was indicated by my questioning him “What are you?” he answered “I swim in seaside”. Based on a good grammar it is a wrong answer. His answer is suitable with the question “What do you do?”. My confusing next in my deep heart was whether English grammar today was changed with new role. Or English grammar we use is different with one that used in other countries? The answer for both two question is I don’t know. Or as stated by Ebiet G. Ade, let the shocking grass answer!
Finally, whatever the confusing phenomenon of national exam in Indonesia was, many people is happy, many parents are glad till buy a special things for their beloved sons and daughter, and many children dare to dance freely. However many public assume about the quality of national exam, the show must go on. The life of ours must be better and better. Let everyone who wants yelling to yell. Let everyone who want being silent to enjoy their silence. And let me tell this story based on my real view as free as possible.
Let other people who choose to be confused with phenomenon of national exam. Our motto is the life is choice. And let Mr. Mungin to continue his policy of making national exam as a best way to evaluate a teaching learning process in Indonesia. In the name of public of Indonesia, I say “Long Live Mr. Mungin”.

MAKALAH TENTANG NERACA PEMBAYARAN, KURS VALIUTA ASING, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA

I. NERACA PEMBAYARAN
a. Pengertian
Dalam kamus ekonomi tertera pengertian, neraca pembayaran adalah daftar piutang suatu perusahaan atau negara dengan perusahaan atau negara lainnya selama waktu tertentu, umumnya satu tahun, yang diatur secara sistematis.
Neraca pembayaran (balance of payment) adalah catatan sitematis dari semua transaksi ekonomi internasional, baik perdagangan, investasi, maupun pinjaman yang terjadi antara penduduk dalam negeri suatu negara dan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu, lazimnya satu tahun, yang dinyatakan dalam dolar AS. (Tulus tambunan, 2000).
Pendapat Tulus Tumbunan diidukung oleh International Monetary Found (IMF) 1993 yang menyatakan, Balance of payment adalah “A statement that systematically, for specific time period, the economic transactions of an economic with the rest of the world. Transaction, for the most part between residents and nonresident, consist of those involving goods, services, and income; those involving financial claim an assets and liabilities to, the rest of the world; and those (such gift) classified as transfer, which involve offsetting entries to balance in an accounting sense – one set transaction”.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar atau susunan sistematis yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya selama jangka waktu tertentu, biasanya selama satu tahun. Mencakup pembelian dan penjualan barang – jasa dan transfer keuangan dari individu dan pemerintah asing, begitu juga dengan transaksi financial. Dan pencatatan transaksi tersebut menggunakan sistem akuntansi sehingga setiap transaksi yang terjadi akan dicatat dua kali (double entry bookeping) dengan menggunakan sistem debet-kredit.






b. Sistem Pencatatan Neraca Pembayaran
Pencatatan neraca pembayaran menggunakan dua variabel, yaitu debet dan kredit.
Transaksi debet adalah transaksi yang menyebabkan terjadinya pembayaran kepada penduduk negara lain atau transaksi yang menyebabkan arus uang keluar yang terjadi antar negara. Transaksi debet meliputi :
1. Impor barang dari negara lain, pembayaran jasa transportasi, jasa asuransi, dan ongkos makelar kepada penduduk.
2. Pembayaran bunga dan dividen kepada penduduk lain.
3. Pembayaran hadiah dan pengiriman uang kepada penduduk negara lain.
4. Investasi jangka panjang yang ditanamkan oleh penduduk negara lain.
5. Penduduk yang melakukan pembelian emas dari negara lain.
6. Penduduk yang menabungkan uangnya di bank luar negeri.
Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebakan terjadinya penerimaan dari penduduk negara lain atau yang menyebabkan arus masuk yang terjadi antara negara. Macam-macam penyebab transaksi kredit:
1. Ekspor barang ke negara lain.
2. Penerimaan jasa transportasi, asuransi, ongkos makelar dari luar negeri.
3. Penerimaan bunga dan dividen dari penduduk negara lain.
4. Penerimaan hadiah dan kiriman uang dari penduduk negara lain.
5. Investasi jangka panjang yang ditanamkan oleh penduduk negara lain di dalam negeri.
6. Investasi jangka pendek yang ditanamkan penduduk negara lain di dalam negeri.
7. Penjualan emas pada penduduk negara lain.
8. Penduduk negara lain yang menabungkan uangnya di bank dalam negeri.



c. Komponen Neraca Pembayaran
1. Neraca Berjalan, mencatat transaksi, berupa pembayaran yang diperoleh dari perdagangan barang dan jasa . Transaksi ini dibagi menjadi dua:
Pertama, balance of trade ► transaksi barang-barang yang disebut visible account adalah catatan pembayaran dan penerimaan yang datang dari impor dan ekspor barang-barang sifatnya sebagai barang yang tampak (tangible goods). Ekspor barang dicatat pada sisi kredit (+) dan impor barang dicatat pada sisi debet (-).
Kedua, Service Account ►transaksi jasa-jasa disebut invisible account atau service account yang mencatat pembayaran yang diperoleh dari perdagangan jasa dan pembayaran untuk penggunaan modal. Contohnya pembayaran bunga, biaya transportasi, biaya asuransi, remittance berupa jasa TKI atau TKW, dsb.
Lebih jelasnya mengenai debet-kredit yang terjadi pada neraca pembayaran seperti di bawah ini:
PERDAGANGAN BARANG DAN JASA
Debet Kredit
1. Impor barang-barang dagang
2. Impor jasa-jasa:
- Pembelian jasa angkutan.
- Pembelian jasa asuranasi
- Pengeluaran turis dalam negeri di luar negeri
- Pembelian jasa lainnya dari luar negeri
- Pembayaran investasi asing di dalam negeri oleh penduduk negeri 1. Ekspor barang dagang
2. Impor jasa-jasa, seperti:
- Penjualan jasa angkutan
- Penjualan jasa asuransi
- Pengeluaran turis mancanegara
- Penjualan jasa lainnya dari luar negeri
¬- penerimaan pendapatan investasi di luar negeri oleh orang lain

TRANSFER
Debet Kredit
1. Pembayaran pensiun pada orang asing.
2. Sumbangan swasta ke luar negeri
3. Bantuan pemerintah ke luar negeri 1. Penerimaan pensiun dari luar negeri.
2. Sumbangan swasta asing ke dalam negeri
3. Sumbangan pemerintah asing ke dalam negeri
Sumber Nopirin, 1992


2. Neraca Modal, merupakan penghitung bagian yang kedua dalam neraca pembayaran. Mencatat aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Capital Account berlawanan dengan pencatatan yang ada di Current Account, jadi ketentuannya tidak sama. Dan ketentuannya neraca modal adalah apabila transaksi berbentuk impor modal maka dicatat sebagai transaksi kredit (+). Sedangkan transaksi ekspor modal dicatat sebagai transaksi debet (-).
Modal jangka panjang, semua modal yang masuk ke suatu negara dicatat pada sisi kredit, atau modal yang keluar dari suatu negara di letakkan pada debet, diinvestasikan dalam bentuk aktiva. Modal jangka pendek, merupakan uang yang masih dalam bentuk aktiva yang mudah dicairkan, seperti rekening bank dan surat berharga. (Agus Maulana. Pengantar Makroekonomi. Edisi Kesepuluh, jilid 2)

Tabel transaksi debet dan kredit dalam neraca modal (capital account)
MODAL JANGKA PANJANG
Debet Kredit
1. Investasi langsung di luar negeri
2. Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik negara
3. Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain 1. Investasi asing di dalam negeri
2. Pembelian surat-surat berharga jangka panjang dalam negeri oleh penduduk asing
3. Pinjaman jangka panjang yang diterima dari penduduk negara lain
MODAL JANGKA PENDEK
Debet Kredit
4. Kredit untuk pedagang dari negara lain
5. Deposito bank di luar negeri
6. Pembelian surat-surat berharga luar negeri jangka pendek 4. Kredit untuk pedagang yang diberikan kepada negara lain.
5. Deposito bank dalam negeri milik negara lain
6. Penjualan surat-surat berharga dalam negeri jangka pendek kepada penduduk negara lain
Sumber Nopirin, 1992

Dua aliran lalu lintas modal di atas dilakukan oleh pemerintah dan swasta. Perbedaannya, lalu lintas pemerintah neto adalah selisih antara pinjaman baru yang didapat dari luar negeri dan pelunasan utang pokok dari pinjaman yang diperoleh pada priode sebelumnya. Sedangkan lalu lintas modal swasta neto adalah selisih antara dana investasi dan pinjaman swasta dari luar negeri dengan pelunasan utang pokok swasta dan dana investasi ke luar negeri.
Intinya dalam transfer modal, arus modal masuk atau impor dianggap sebagai keuntungan negara yang bersangkutan. Dengan begitu, apabila arus modal masuk maka akan dicatat sebagai transaksi kredit (positf). Sementara arus modal keluar dicatat dalam transaksi debet (negatif). .
3. Selisih perhitungan (error and omission)
Error and Omission adalah selisih yang tidak dapat diperhitungkan. Terdiri dari kata error yang merupakan selisih yang terjadi kerena adanya kesalahan pencatatan atau perhitungan, dan kata omission adalah selisih karena adanya perdagangan atau transaksi penyelundupan atau perdagangan yang tidak pasti tercatat.

4. Neraca Keseluruhan
Merupakan jumlah dari seluruh transaksi-transaksi yang ada pada neraca berjalan, neraca modal, dan selisih perhitungan.

Contoh neraca pembayaran Indonesia, 1998 dan 2001 (juta dolar US)
Jenis Mutasi Keuangan 1996/97 2000/01

a. Transaksi Berjalan
1. Ekspor-impor barang
a. Ekspor 52.038 65.408
i. non migas (39.267) (50.341)
ii. migas (12.771) (15.067)
-minyak (7.513) (7.954)
- Gas (5.258) (7.113)
b. Impor 45.819 40.367
i. Non Migas (41.126) (34.376)
ii. Migas (4.693) (5.989)
-Minyak (4.423) (5.653)
-LNG (270) (336)

Neraca perdagangan 62.219 25.041

2.Ekspor-impor jasa (neto) -14.288 -17.050
i. non migas (-10.747) (-12.500)
ii. migas (-3.541) (-4.550)

Neraca transaksi berjalan -8.069 7.991
b. Transaksi Modal
1. Modal pemerintah (neto) -820 3.218
i. Penerimaan 5.298 65.408
i. CGI (4.857) (2.420)
ii. Di luar CGI (441) (5.070)
ii. Pelunasan -6.118 -4272
2. Modal Swasta (neto) 13.138 -9.990
a. Penanaman modal langsung (6.546) (-4551)
b. Lainnya (6.592) (-5.439)
3. Jumlah (1) + (2) 12.318 -6772

c. Selisih perhitungan 701 3.824

Neraca keseluruhan 4.950 5.043



Dari contoh neraca pembayaran di atas dapat ditarik benang merah bahwa:
- Transaksi berjalan
Balance of payment di atas terdiri dari ekspor-impor barang dan ekspor-impor jasa. Dan kemudian dipilah menjadi migas dan non-migas. Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa pada tahun 1996/97s/d 2000/01 untuk barang, terjadi kenaikan ekspor sebesar 13.370 dari 52.038 menjadi 65.408. Naiknya ekspor ini dipicu oleh ekspor non-migas dan migas (gas alam) yang pertumbuhannya cukup signifikan untuk merubah neraca negara. Selain itu, impor yang awalnya 45.819 turun menjadi 40.367. Turunnya angka tersebut juga disebabkan oleh non-migas.
Sedangkan untuk defisit ekspor-impor jasa neto mengalami peningkatan dari 14.288 menjadi 17.050.
Angka neraca perdagangan yang membaik dapat menjadi stimulus yang positif pada neraca transaksi berjalan meskipun pada tahun 1996/97 defisit namun mengalami perbaikan di tahun 2000/01 surplus.

- Transaksi Modal
Transaksi modal di atas dibedakan menjadi lalu lintas modal pemerintah neto dan modal swasta neto. Beda dengan neraca perdagangan yang menunjukkan pembaikan cukup galak. Transaksi modal pada tabel di atas cukup memprihatinkan. Bisa dibaca dari penerimaan pemerintah berupa pinjaman yang meningkat dari 5.298 ke 7.490, sedangkan pelunasannya menurun dari 6.118 menjadi 4.272. Kondisi buruk ini juga ditambah oleh keadaan modal swasta yang mencapai 13.488. Mengalami defisit pada tahun 2000/01 sebesar 9.990 dengan rincian penanaman modal langsung 4.551 dan lainnya 5.439.

- Selisih perhitungan (error and omission)
Dari data di atas jumlah perhitungan aliran modal yang tidak dicatat semakin meningkat. Pada tahun 1996/97 hanya sebesar 701 tapi di tahun 2000/01 meningkat drastis sebesar 3.123. Jadi jelaslah bahwa aliran modal yang masuk ke Indonesia jumlah yang tidak dicatat cukup besar.

- Neraca Keseluruhan
Data neraca keseluruhan di atas memang menunjukkan surplus tapi masih mengalami penurunan dari 5.300 (1996/97) ke 5.043 (2000/01). Kondisi ini dapat dilihat dari jumlah ekspor impor barang yang surplus dapat menutupi kekurangan ekspor-impor jasa yang defisit. Surplus tinggi pada neraca perdagangan menjadi faktor perubahan neraca berjalan dari defisit menjadi surplus. Meski keadaan neraca keseluruhan surplus akan tetapi masih harus ada perbaikan ke depan karena kondisi yang tidak kukuh.
Apabila perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, impor akan mengalami kenaikan pesat pula. Begitu juga ekspor-impor jasa akan mengalami kenaikan. Setelah itu kemungkinan yang akan terjadi pemerintah akan menambah pinjaman pada negara lain dan utang yang akan dilunasi belum tentu setara dengan jumlah pinjamannya. Jika kondisi ini tidak dibarengi dengan keadaan neraca perdagangan dan aliran modal swasta maka kondisi perekonomian negara ini akan lemah. Untuk menciptakan kekokohannya lagi dibutuhkan tanggung jawab elemen negara.

d. Neraca pembayaran surplus, defisit, dan seimbang
Tanda (+) dan (-) dapat menyebabkan saldo neraca pembayaran menjadi surplus, defisit, dan seimbang. Alasannya, karena neraca pembayaran diperoleh dari penjumlahan selisih perhitungan, saldo neraca berjalan dan saldo neraca modal. Dapat diformulasikan sebagai berikut:
Jadi, apabila anatara transaksi berjalan dan modal diakumulasi akan berdampak tehadap neraca pembayaran menjadi defisit, surplus, dan seimbang. Lebih jelasnya mengenai maksud defisit, surplus, dan seimbang. Seperti di bawah ini:

1. Neraca Pembayaran Defisit
Defisit pembayaran terjadi jika transaksi berjalan dan transaksi modal sama-sama defisit, ini bisa disebabkan oleh: 1. Defisit transaksi berjalan lebih besar daripada surplus transaksi modal, 2. Defisit transaksi modal lebih besar daripada surplus transaksi berjalan. Jadi, defisit neraca pembayaran terjadi jika pembayaran impor barang dan jasa serta modal keluar lebih besar daripada penerimaan barang ekspor barang atau jasa dan modal masuk.
Defisit neraca pembayaran bagi suatu negara dapat menghabiskan cadangan devisa, sehingga harus meminjam uang dari negara lain untuk menutupi kekurangan dana dalam membiayai impor barang dan jasa. Akibatnya, nilai uang dalam negeri semakin merosot atau terdepresiasi. ketika devisa terus menipis, maka yang terjadi negara lain akan berhenti memberikan pinjaman untuk menghindari kredit macet.
Untuk mengantisipasi permasalahan ini, dapat diterapkan dua kebijakan. Pertama, kebijakan pengalihan pengeluaran, yaitu dengan cara, penurunan nilai tukar mata uang terhadap valuta asing. Tindakan yang seperti ini disebut devaluasi dalam sistem kurs tetap atau depresi dalam sistem kurs mengambang. Akibatnya, harga barang ekspor menjadi murah di pasar internasional. Sementara itu, harga barang impor menjadi mahal di pasar dalam negeri. Selanjutnya, penerimaan ekspor barang dan jasa akan meningkat, sebaliknya pembayaran impor barang dan jasa menurun. Dengan demikian, cadangan devisa semakin bertambah sehingga neraca pembayaran menjadi surplus atau seimbang. Kedua, kebijakan pengurangan pengeluaran. Caranya dengan mengurangi permintaan masyarakat dalam negerim melalui kebijakan moneter dan fiskal. Akibatnya, harga barang dan jasa eksor lebih kompetitif Karena harga turun.

2. Neraca Pembayaran Surplus
Neraca pembayaran akan surplus disebabkan oleh tiga kondisi: Pertama, jika transaksi berjalan dan transaksi modal sama-sama surplus. Kedua, surplus transaksi berjalan lebih besar daripada defisit transaksi modal. Ketiga, surplus transaksi modal lebih besar daripada defisit transaksi berjalan. Intinya surplus neraca pembayaran dapat terjadi jika penerimaan dari ekspor barang atau jasa dan modal masuk lebih besar daripada pembayaran impor barang atau jasa dan modal keluar.
Jika defisit neraca pembayaran meruntuhkan perekonomian suatu negara, bagaimana dengan surplus neraca pembayaran? Surplus neraca pembayaran tentun menguntungkan, karena negara akan memiliki cadangan devisa yang cukup. Tetapi perlu diketahui, bahwa surplus neraca pembayaran yang terus-menerus diperoleh suatu negara tidak lagi menguntungkan. Karena posisi neraca pembayaran negara tersebut sangat kuat. Posisi ini akan menaikkan nilai tukar suatu negara sehingga mengurangi daya saing barang atau jasa ekspornya. Dan naiknya nilai tukar atau kurs valuta asing juga menaikkan harga barang atau jasa ekspor negara di mata pasar internasional. Sebaliknya, harga barang atau jasa impor menjadi murah sehingga penduduk lebih suka membeli barang atau jasa impor. Jadi, surplus neraca pembayaran hanya digunakan untuk membiayai impor tersebut.
Selain kehilangan daya saing di pasar internasional, surplus neraca pembayaran yang terus menerus juga meningkatkan laju inflasi di dalam negeri. Alasannya karena jumlah uang beredar semakin bertambah sebagai akibat tindakan pemerintah yang mengucurkan uang ke pasar untuk mengendalikan naikknya nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing. Inflasi ini akan menaikkan harga barang atau jasa di dalam dan luar negeri. Jadi, surplus neraca pembayaran akan mengurangi atau menghapus daya saing yang beredar barang atau jasa ekspor pasar internasional.




3. Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran dapat dikatakan seimbang jika penerimaan internasional sama dengan pembayaran internasional. Jadi, neraca pembayaran akan seimbang jika surplus transaksi berjalan sama dengan surplus transaksi modal.
Saldo neraca pembayaran memang selalu sama dengan nol. Hal ini merupakan semata-mata karena konsekuensi dari pembukuan transaksi luar negeri tersebut. Artinya, uang dan barang yang mengalir keluar harus diimbangi dengan uang dan barang yang mengalir masuk. Jadi, neraca pembayaran suatu negara selalu seimbang dari segi akuntansi. Tetapi, saldo nol di neraca pembayaran tidak mempunyai arti penting bagi analisi ekonomi. Alasannya karena kondisi ini tidak dapat menunjukkan kondisi keuangan internasional suatu negara. (Ekonomi SMA; Endo Sariono et all)
Pernyataan yang lain, ditukil dari buku Sadono Sukirno bahwa neraca pembayaran selalu seimbang. Penyebab neraca pembayaran selalu seimbang adalah ketidakseimbangan dalam neraca neraca berjalan dan neraca modal akan diseimbangkan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.

















II. KURS VALUTA ASING
Kurs adalah suatu perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain. Dalam artian mata uang suatu negara dengan negara lain digunakan untuk transaksi ekonomi internasional. Bisa juga diartikan kecenderungan seseorang, perusahaan, dan pemerintah yang menukar uang negaranya untuk memperoleh mata uang asing. Karena dibutuhkan sebagai transaksi internasional.

a. Pelaku Pasar Valuta Asing
Ada beberapa pihak yang ikut bermain dalam percaturan pasar valuta asing. Pihak itu bisa individu biasa yang menjual dan membeli mata uang asing untuk keperluan pembayaran, eksportir dan importir ataupun bank, perusahaan, dan pemerintah. Andilnya pelaku pasar valuta asing adalah untuk melakukan transaksi bisnis internasional.

b. Macam-macam kurs
Di bursa valuta asing dikenal dua macam kurs, :
1. Kurs jual ialah nilai mata uang yang digunakan apabila pedagang valas (money changer) melakukan penjualan valuta asing.
2. Kurs beli ialah nilai mata uang yang digunakan apabila pedagang valas melakukan pembelian terhadap valuta asing.
Lebih jelasnya contoh di bawah ini merupakan transaksi valas yang terjadi di Bank Indonesia (BI):
Mata uang Jual (Rp) Beli (Rp)
US $
Pound
Aus $
Sin $
HK $
Yen
Euro 9.998,00
16.145,77
8.876,22
7.126,16
1.288,98
110,59
14.33,13 8.998,00
14.525,47
7.985,73
6.407,46
1.159,91
99,51
12.890,53
Sumber: Kompas, Selasa, 22 Desember 2009
Dari tabel nilai jual-beli uang asing di atas. Dapat dicontohkan:
a. Suatu saat, seorang mahasiswa AN-NR Unej bernama Brudul ingin tour ke Singapura ia ingin membawa $ 3000, berapa rupiah yang harus ia keluarkan? Dalam hal ini mahasiswa tersebut harus menggunakan kurs jual.
Jawab : Rp 7.126,16 x 3000
: Rp 21.378.480
Jadi mahasiswa tersbut harus membayar sebesar Rp 21.378.480
untuk memperoleh $ 3000.
b. Sepulang mahasiswa itu dari Singapura masih memiliki sisa $ 10, berapa rupiah yang ia akan peroleh? Di sini ia harus menggunakan kurs beli.
Jawab : Rp 6.407,46 x 10
: Rp 64.074,6
Jadi ia masih memiliki sisa uang sebesar Rp 64.074,6

c. Faktor yang mempengaruhi kurs valuta asing
Data kurs valuta asing di atas tidak selama seperti itu (stagnan), pada dasarnya kurs valuta asing senenatiasa terus berubah dari hari kehari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Adapun faktor yang mempengaruhi perubahan kurs, sebagai berikut:
1. Permintaan dan Penawaran Valas
Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, harga valas akan menjadi lebih mahal dari harga nominal harga yang berlaku bila permintaan melebihi jumlah yang ditawarkan atau jumlah permintaan tetap, sementara penawaran berkurang. Begitu sebaliknya, apabila permintaan sedikit maka harga juga akan murah.
Lebih jelasnya, perlu dipahami hukum permintaan dan penawaran yang terjadi terhadap mata uang asing:
a. Hukum Permintaan : - Semakin tinggi harga mata uang, semakin sedikit permintaan akan uang tersebut.
- Semakin rendah harga suatu mata uang, maka semakin banyak permintaan mata uang tersebut.
b. Hukum penawaran : - Semakin tinggi harga mata uang, semakin penawaran mata uang tersebut.
- Semakin rendah harga suatu mata uang, maka semakin sedikit pula penawaran uang tersebut.

Setelah hukum permintaan dan penawaran pada transaksi mata uang asing atau kurs. Selanjutnya, aplikasi dari kedua hukum tersebut dapat diterangkan pada tabel di bawah ini:

► Penentu Harga Mata Uang Asing














- Kurva yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah menunjukkan bunyi hukum permintaan, bahwa saat dolar tinggi maka permintaan terhadap dolar akan rendah seperti ditunjukkan kurva di atas, ketika harga dolar sebesar 250 yen maka permintaannya hanya sebesar 1 billion. Lalu ketika harga dolar rendah akibatnya permintaan naik. Seprti ketika harga dolar sebesar 100 yen permintaannya menjadi 4 billion.
- Kurva naik dari kiri bawah ke kanan atas merupakan bentuk dari hukum penawaran, dijelaskan bahwa apabila harga dolar rendah maka penawarannya juga akan rendah, yaitu harga dolar yang sebesar 50 yen berakibat pada sedikitnya penawaran menjadi sebesar 1 billion saja. Dan sebaliknya, jika mata uang dolar tinggi maka penawaran akan meningkat
- Titik temu antara demand dan supply merupakan perpotongan (Equilibrium). Kesimpulannya permintaan dan penawaran terhadap dolar sama yaitu pada saat satu dolar sebesar 150 yen permintaan dan penawarannya sama-sama sebesar 2,5 billion.

► Penentuan Kurs Pertukaran Oleh Pemerintah













Nilai kurs yang ditetapkan oleh pasar bebas tidak sama dengan keputusan dan kebijakan pemerintah. Ini bertujuan untuk menstabilkan perekonomian suatu negara. Pada gambar kurva di atas adalah kurva yang ditetntukan oleh pemerintah dan memiliki kesamaan dengan kurva yang dibuat oleh pasar bebas. Dalam kurs valuta asing yang ditentukan oleh pasar bebas menjelaskan, bahwa satu dolar sama dengan 150 yen. Telah diterangkan sebelumnya bahwa bertemunya titik DD dan SS akan menyebabkan jumlah sama antara permintaan dan penawaran yaitu sebesar 2,5 billion. Akan tetapi pemerintah Jepang menganggap bahwa kurs yang dibuat oleh pasar bebas kurang sesuai. Sehingga pemerintah Jepang menentukan sendiri nilai tukarnya. Ia mengasumsikan bahwa: Pertama, satu dolar sama dengan 250 yen (kurs pertukaran I), asumsi kedua, satu dolar sama dengan 100 yen (kurs pertukaran ke II).

Keterangan: - Apabila harga mata uang suatu negara yang ditetapkan pemerintah lebih rendah dari ketentuan pasar bebas maka disebut undervalued currency. Dalam grafik di atas ditunjukkan pada kurs pertukaran I.
- Apabila harga mata uang suatu negara yang ditetapkan pemerintah lebih tinggi ketentuannya dibanding pasar bebas maka disebut overvaluaded currency. Ini ditunjukkan grafik di atas pada garis kurs pertukaran II.

► Perubahan-Perubahan Kurs
Perubahan kurs yang ditetapkan oleh pasar bebas dapat berubah seiring dengan gejolak perubahan permintaan dan penawaran seperti di bawah ini:

1. Efek Kenaikan Permintaan








Kurva di atas menunjukkan kenaikan permintaan (D-D1 dan S-S1). Ketika terjadi permintaan sebesar D dan penawaran sebesar S menunjukkan pertukaran kurs satu dolar sama dengan 150 (150,Q). Tapi saat kurva DD bergerak ke atas menjadi D1D1 harga satu dolar tidak lagi 150 akan tetapi berubah menjadi 200 yen.

2. Efek Kenaikan Penawaran








Adapun kurva di atas menunjukkan perubahan yang terjadi pada penawaran, yaitu dari SS menjadi S1S1. Sehingga berakibat pada turunnya nilai mata uang dolar dari 200 yen menjadi 150 yen. Kedua naiknya kuantitas uang yang dijual-belikan dari QA menjadi QB.

Keterangan :
- Apabila kurs ditentukan oleh pasar bebas bernama kurs pertukaran berubah bebas atau kurs pertukaran mengambang (Floating Exchange Rate) karena akan selalu mengalami perubahan sesuai dengan penawaran dan permintaan terhadap uang asing. Ini terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Clean Float (mengambang murni), yaitu penentuan nilai kurs tanpa adanya campur tangan pemerintah.
2. Dirty Float (mengambang terkendali), yaitu pemerintah turut serta dalam memepengaruhi nilai kurs melalui kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
- Sedangkan kurs yang dibuat oleh pemerintah disebut kurs tetap atau kurs pertukaran resmi (Fixed Exchange Rate). Kurs tetap adalah sistem yang mematok nilai kurs valuta asing terhadap mata uang negara tersebut dengan nilai tertentu yang selalu sama pada suatu priode. Kurs tetap membuat flukturasi nilai tukar suatu mata uang dengan mata uang lainnya, ditentukan oleh pemerintah. Jadi, ada kurs terendah (floor price) dan kurs tertinggi (ceiling price) yang dapat ditolerir pemerintah. Jadi, kurs normal dan ekonomi stabil tercapai jika nilai kurs bergerak antara ceiling price dan floor price.
► Kelebihan dan Kekurangan sistem kurs mengambang dan Sistem Kurs Tetap dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Kelebihan Kekurangan



Floating
Exchange
Rate 1. Tingkat keseimbangan pasar valuta asing selalu tercapai karena ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran melalui mekanisme pasar
2. Pemerintah tidak perlu menyediakan dana untuk mengatur keseimbangan pasar valuta asing 1. Tidak tetapnya kurs akan menyulitkan pemerintah untuk mengambil keputusan atau kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan.
2. memudahkan timbulnya spekulasi dalam perdagangan mata uang asing (valas)


Fixed Exchange
Rate

1. Memudahkan pemerintah dalam mengambil keputusan.
2. Tidak mungkin menimbulkan spekulasi-spekulasi dalam perdagangan bebas 1. Pemerintah harus menyediakan dana atau cadangan valas untuk memperbaiki disequiblirium pasar valas.
2. Selalu terjadi keseimbangan pasar

2. Tingkat Inflasi
Faktor kedua yang menyebakan nilai kurs berubah adalah Tingginya inflasi yang terjadi pada suatu Negara mengindikasikan mahalnya barang-barang tertentu di Negara tersebut. Akibatnya terjadi penurunan nilai mata uang terhadap pasar valuta asing. Ketika terjadi lonjakan harga pada suatu negara yang lebih mahal dari negara lain maka tingkat impor barang akan meningkat. Akhirnya harga ekspor meningkat pula sehingga negara tersebut cenderung mengurangi ekspor ke negara lain. Dampaknya juga terjadi pada nilai mata uang suatu Negara yang semakin rendah di pasar valuta asing sehingga mereka mengurangi penawaran. Sedangkan permintaan terhadap mata uang asing akan meningkat.

3. Tingkat Pendapatan dan Produksi (Pertumbuhan Ekonomi)
Apabila pada suatu priode tertentu terjadi pertumbuhan ekonomi yang relatif pesat yang mengakibatkan tingginya tingkat pendapatan masyarakat, daya beli masyarakat akan semakin tinggi. Pada kondisi yang sama, kapasitas produksi negara tersebut tidak mampu memenuhi atau permintaan masyarakat. Akhirnya, negara tersebut akan mengimpor barang dari negara lain. Semakin besar barang yang diimpor, semakin besar pula permintaan mata uang asing tersebut sehingga harganya relatif akan semakin naik dari harga semula terhadap mata uang lokal.
Sedangkan jika di atas terjadi perkembangan impor, apabila sebaliknya yang berkembang adalah tingkat ekspor suatu negara maka nilai mata uangnya akan naik di pasar valuta asing dan permintaan lebih capat perjalanannya dibandingkan penawaran.

4. Perubahan Dalam Cita Rasa Masyarakat
Hal ini berkaitan dengan selera konsumen dalam memilih barang. Perubahan cita rasa akan menyebabkan perubahan pula atas permintaan terhadap barang dalam negeri dan luar negeri. Apabila kualitas barang dalam negeri lebih baik dari yang diimpor maka masyarakat akan berkurang memanfaatkan barang impor. Begitu sebaliknya, jika kualitas barang dalam negeri lebih rendah dan barang impor lebih bagus kualitasnya maka masyarakat cenderung menaikkan impornya. Akhirnya dua kemungkinan di atas dapat mempengaruhi tingkat permintaan dan penawaran terhadap valuta asing.

5. Tingkat bunga dan Investasi
Pengembalian bunga dan investasi akan menyebabkan kecenderungan dalam mengalirkan modal. Apabila di dalam negeri tingkat bunga dan investasi rendah maka modal akan mengalir ke luar negeri. Jika dalam negeri tersebut mengembalikan bungan dan investasi tinggi maka modal dari luar negeri akan masuk ke dalam negeri tersebut. Akibatnya akan berimbas pada nilai mata uang suatu negara ketika telah mendapat aliran modal yang banyak. Dan sebaliknya nilai mata uang suatu negara akan terkikis nilainya saat banyak modal mengalir ke luar negeri.



6. Pengawasan Pemerintah
Ada dua kebijakan yang sering dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengawasi nilai uangnya. Pertama, kebijakan fiskal dengan menaikkan tarif pajak dan mengetatkan belanja negara. Kedua, melalui kebijakan moneter dengan menaikkan cadangan minimum dan menaikkan suku bank (politik diskonto).

7. Perkiraan (Ramalan), Spekulasi, Isu, dan Rumor.
Ramalan para ahli di bidang perdagangan uang, politik, dan ekonomi yang sifatnya negatif bagi negara tersebut cenderung menyebabkan turunnya permintaan mata uang local. Akibatnya, nilai mata uang local akan semakin turun. Namun, bila perkiraan para ahli tersebut tidak terbukti, ancaman berikutnya datang dari para spekulan uang.

8. Neraca Pembayaran Luar Negeri (balance of payment)
Isi dari neraca pembayaran diantaranya adalah transaksi berjalan (current account=TB), neraca modal (capital account=NM). TB dan NM akan menggambarkan atau memperlihatkan berubahnya cadangan devisa. Apabila TB > NM, berarti cadangan devisa berkurang. Sedangkan jika TB < NM maka cadangan devisa berubah bertambah. Dengan begitu cadangan devisa bernilai positif sehingga berakibat pada sentimen positif nilai mata uang lokal setelah itu nilainya akan semakin meningkat.

9. Pertumbuhan Ekonomi
Efek yang akan diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi pada nilai mata uangnya tergantung pada corak pertumbuhan ekonomi yan g berlaku. Apabila kemajuan itu terutama diakibatkan oleh perkembangan ekspor, maka permintaan ke atas mata uang negara itu naik. Tapi, apabila kemajuan tersebut menyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya, dengan begitu nilai mata uang negara tersebut akan merosot
10. Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor
Harga suatu barang merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan apakah suatu barang akan diimpor atau diekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif murah akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspornya akan berkurang. Pengurangan harga barang impor akan akan menambah jumlah impor, dan sebaliknya. Kenaikan barang impor akan mengurangi impor.

d. Kurs pertukaran dan Neraca Pembayaran
Telah kita ketahui sebelumnya, bahwa penentu kurs valuta asing adalah pemerintah dan pasar bebas. Ketetapan pemerintah mengenai kurs berdampak pada neraca pembayaran yang tidak seimbang. Sedangkan kurs yang ditentukan oleh pasar bebas akan mengalami disequiblirium terus menerus dalam neraca pembayaran. Lebih jelasnya, perhatikan uraian dan grafik di bawah ini:



1. Neraca Pembayaran dalam Sistem Kurs Tukaran Berubah











Kurva di atas menggambarkan neraca pembayaran dalam sistem kurs tukaran berubah bebas. Kurva dari kiri atas ke kanan bawah (DD) merupakan permintaan penduduk Indonesia terhadap mata uang baht. Dan Thailand menawarkan bath yang ditunjukkan oleh kurva dari kiri bawah ke kanan atas (SS). Bertemunya kurva DD dan SS menunjukkan harga 1 bath sama dengan 200 rupiah. Titik temu merupakan equiblirium sehingga dampaknya impor barang antara Indonesia dan Thailand besar harga kurs nya sama Q1. Lalu terjadi pergeseran yang disebabkan oleh perubahan selera orang Thailand untuk mengimpor lebih barang dari Indonesia. Sehingga faktor cita rasa akan menggeser SS menjadi S1S1. Namun, permintaan orang Indonesia tetap tidak berubah akhirnya nilai mata uang bath turun dari 200 menjadi 100 di mata kurs.
Efek kegiatan di atas dapat mempengaruhi neraca pembayaran. Berubahnya cita rasa penduduk Thailand yang menambah impornya atas Indonesia dari Q1 sampai Q2. Ketika semacam ini terjadi, maka nilai barang Thailand akan menjadi murah dan Indonesia menaikkan tingkat impornya terhadap Thailand akhirnya keadaan neraca pembayaran menjadi seimbang.


2. Neraca Pembayaran dalam Sistem Kurs Pertukaran Tetap










Kurva DD merupakan permintaan Indonesia terhadap dolar dan SS adalah penawaran dolar terhadap Indonesia. Jika kurs ditenntukan oleh pasar bebas maka satu dolar sama dengan 10.000. Pada kurs ini sebanyak Q¬0 ¬ dolar diperjual-belikan antara Amerika dan Indonesia. Dari kurva di atas bahwa permintaan dan penawaran seimbang (10.000,Q0).
Apabila kurs tidak ditetapkan oleh pasar melainkan ditetapkan oleh pemerintah, kemungkinan yang terjadi adalah rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar sebesar 12.500 (undervaluaded) dan tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar sebesar 7.500 (overvaluaded).
Gambar kurva di atas dapat dikaji jika satu dolar sama dengan 12.500 maka permintaan dan penawaran tidak seimbang. Jumlah yang ditawarkan oleh Amerika lebih besar dari permintaan penduduk Indonesia terhadap dolar. Akhirnya neraca pembayaran Indonesia menjadi surplus.

e. Kelebihan dan kekurangan Pasar Valuta Asing
► Kelebihan
- Sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang keadaan dan kurs valuta asing.
- Membantu masyarakat dalam menyediakan uang asing.
- Memudahkan melakukan transaksi dengan pihak asing.
- Mengurangi resiko valas. Bila ditentukan nilai kurs tertentu dalam perjanjian, maka eksportir dan importir yang menandatangani perjanjian akan terhindar dari kerugian besar akibat dari perubahan kurs

► Kekurangan
Mata uang asing yang bebas diperjual-belikan oleh siapa saja dapat memungkinkan terjadinya spekulasi yang merugikan negara.








III. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI TERBUKA

1. Masalah Yang Dihadapi Perekonomian Terbuka
a. Ketika suatu negara menghadapi masalah pengangguran namun pada saat itu pula terjadi surplus neraca pembayaran.
b. Inflasi melanda negara tapi masih diiringi surplus neraca pembayaran.
c. Negara yang dilanda defisit neraca pembayaran dan membludaknya tingkat pengangguran.
d. Inflasi melanda negara dan neraca pembayaran dalam posisi buruk, yaitu deefisit.

2. Kebijakan Pemerintah Menanggulangi Masalah Ekonomi
Dua permasalah di atas (no 1 dan 2) yang perlu diatasi adalah pengangguran atau inflasi, neraca pembayaran yang surplus menunjukkan posisi yang menguntungkan. Oleh sebab itu suatu negara harus menitikberatkan untuk membahas pengangguran atau inflasi.
Permasalahan yang lebih rumit ketika suatu negara menghadapi masalah perekonomian dua sekaligus. Seperti poin 3 dan 4. permasalahan inflasi dan pengangguran yang ditambah dengan terpuruknya neraca pembayaran, yaitu dalam posisi defisit mengharuskan negara untuk menyelesaikan atau membahas dengan tanggap.

a. Kebijakan memindahkan perbelanjaan
Permasalahan negara yang dilanda defisit dan maraknya tingkat pengangguran problem solving-nya dengan menggunakan kebijakan memindahkan perbelanjaan. Kebijakan ini merupakan langkah pemerintah menangani defisit neraca pembayaran sehingga menambah ekspor dan meminimalisir impor.
Langkah pemerintah dalam menghadapi masalah poin 3 di atas yaitu dengan mengurangi impor dan mendorong konsumsi dalam negeri seprti di bawah ini:
a. Melakukan Pembatasan Impor
Barang impor negara dibatasi dengan menaikkan tarif pajak. Tarif pajak ini dilakukan untuk menaikkan harga barang impor. dilain sisi pemerintah menganjurkan kepada penduduknya untuk mengkonsumsi barang milik negara. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan dalam negeri. Sehingga dapat menjadi suplemen neraca pembayaran yang difisit.
b. Menekan atau mengurangi penggunaan valuta asing
Kebijakan ini dilakukan pemerintah dengan cara pemerintah melalui bank central menekan pengguaan valuta asing. Jadi pengusaha dan masyarakat harus memiliki alasan jelas ketika ingin menggunakan valuta asing. Karena pemerintah meng-isyaratkan agar penggunaan valuta asing hanya untuk keperluan barang pokok, bahan mentah sektor industri. Istilahnya pemerintah menggunakan valuta asing dengan skala prioritas.
c. Menurunkan nilai mata uang
Dampak dari kebijakan ini adalah naiknya harga barang barang impor menjadi sangat mahal sehingga akan mengurangi impor. Sedangkan barang ekspor menjadi lebih murah di luar negeri akibatnya ekspor akan bertambah.

Langkah pemerintah untuk menambah ekspor sehingga penerimaan valuta asing meningkat adalah sebagai berikut:
a. Memberikan intensif fiskal dan moneter untuk menambahkan kegiatan dalam produksi barang ekspor. Maksud dari intensif adalah membina kawasan perusahaan dan kawasan bebas pajak, memberikan kemudahan pinjaman atau memberi subsidi ekspor.
b. Mewujudkan kestabilan upah dan harga. Kemampuan negara dalam mengekspor barang menjadi penentu persaingan luar negeri. Faktor yang mentukan adalah rendahnya biaya produksi. Untuk itu upah dan harga barang dalam negeri perlu distabilkan.
c. Menurunkan nilai valuta. Selain dapat mengurangi impor turunnya nilai valuta dapat memicu pertambahan ekspor.

b. Kebijakan memindahkan perbelanjaan
Kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah ketika menghadapi permasalahan inflasi dan diiringi defisit neraca pembayaran (masalah no 4). Kebijakan ini hanya mengurangi impror dan tidak berdampak pada ekspor. Kebijakan ini akan menguntungkan atau menyeimbangkan neraca pembayaran. Adapun langkah-langkah kebijakan sebagai berikut:
a. Menaikkan pajak pendapatan
Pendapatan yang siap dibelanjakan akan dikurangi pajaknya sehingga dampak dari pengurangan ini juga akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
b. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan kebijakan moneter seperti menikkan tingkat cadangan minimum dan menaikkan suku bank (politik diskonto). Akibat dari pengurangan terhadap penawaran uang dan suku bunga yang tinggi akan mempengaruhi investasi sehingga mengurangi pengeluaran agregat.
c. Mengurangi pengeluraran pemerintah.
Pengeluaran pemerintah merupakan sebagian dari pengeluaran agregat. Berkurangnya pengeluaran pemerintah juga akan mengurangi pengeluaran agregat. langkah pemerintah ini dan langkah menaikkan pajak pendapatan digolongkan sebagai kebijakan fiskal.

c. Devaluasi
Devaluasi adalah langkah pemerintah untuk mengurangi nilai mata uang domestik sebanding dengan nilai mata uang asing.
Efek yang akan ditimbulkan oleh devaluasi adalah:
a. Ekspor bertambah karena pasaran luar negeri menjadi lebih murah.
b. Impor berkurang, karena barang luar negeri menjadi mahal.
c. Naiknya ekspor dan berkurangnya impor akan berdampak pada perbaikan neraca pembayaran.
d. Pendapatan nasional akan bertambah karena (a) ekspor naik, (b) pengurangan impor menaikkan permintaan produksi domestic (c) sehingga mendorong investasi.
e. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga dalam negeri yang diakibatkan oleh naiknya harga barang-barng impor. Inflasi akan berlaku ketika kemakmuran tinggi tarjadi dan dibarengi devaluasi. Hal ini disebabkan karena naiknya ekspor dan berkembangnya kegiatan ekonomi lainnya yang disebabkan oleh devaluasi akan menaikkann upah buruh dan harga-harga karena permintaan yang berlebihan.
f. Kemungkinan terjadi ketika negara melakukan devaluasi negara lain akan menyerang balik sehingga ia melakukan pembatasan impor terhadap negara yang melakukan ekspor dan mendevaluasikan valutanya.

Syarat untuk mensukseskan devaluasi:
a. Ekspor negara elastis.
Dalam keadaan ini hasil penjualan ekpsor bertambah. Apabila permintaan luar negeri ke atas barang ekspor negara yang mendevaluasikan valutanya tidak elastis, devaluasi akan mengurangi hasil penjualan ekspor.
b. Permintaan impor negara itu adalah elastis.
Apabila permintaan impor elastis, devaluasi mengurangi impor dengan tingkat yang lebih tinggi dari penurunan nilai mata uangnya. Maka pengeluaran terhadap barang impor akan menjadi lebih kecil dari sebelum devaluasi.
c. Di dalam negeri todak belaku inflasi.
Apabila devaluasi menyebabkan inflasi di dalam negeri, barang ekspor dan barang buatan dalam negeri akan mengalami kenaikan harga. Apabila kenaikan harga lebih besar dari tingkat devaluasi akhirnya harga ekspor lebih mahal dan barang impor lebih murah dari sebelum devaluasi. Pada ahkirnya negara itu tidak memperoleh sembarang keuntungan dari devaluasi.
d. Negara lain tidak melakukan aksi balasan dan ber-devaluasi pula.
Apabila negara lain melakukan tindakan yang sama, devaluasi tidak akan memberikan sembarang efek pada neraca pembayaran dan perekonomian negara. Langkah seperti itu akan dijalankan apabila negara lain tersebut merupakan partner dagang yang sangat penting.


DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Lia, M. H. Matondang, dan Leonardus Saiman. Intisari Ekonomi Internasional. Jakarta : CV Mitra Tiara Kreasi

Endro, sariono, Slamet Subekti, Burhanuddin A Usman, M.Jaharuddin, dan
Alwi. 2007. Pelajaran Ekonomi Untuk SMA. Jakarta : Geneca Exact.

Hady, Hamdi. 2001. Ekonomi Internasional, buku kedua. “Teori dan kebijakan keuangan internasional”. Jakarta : Ghalia Indonesia

Kompas. 22 Desember 2009.

Lipsey, G Richard, Paul N Courant, Douglas D. Purvis, dan Peter.O Steiner. Economics 10th ed. Diterjemahkan oleh Agus Maulana dengan judul Pengantar Makroekonomi, jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara

Pratama, Yudha. Kamus Ekonomi Lengkap…………: WiPRESS

Salvatore, Dominick. Theory and Problems of INTERNATIONAL ECONOMICS. Diterjemahkan oleh Rudy Sitompul dengan judul Ekonomi Internasional. Jakarta : Erlangga

Sukirno, Sadono. 2008. Makroekonomi Teori Pengantar, edisi ketiga. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada

KAPITALISME DAN SELEKSI ALAM DI BIDANG EKONOMI

Istilah kapitalisme berarti kekuasaan ada di tangan kapital, sistem ekonomi bebas tanpa batas yang didasarkan pada keuntungan, di mana masyarakat bersaing dalam batasan-batasan ini. Terdapat tiga unsur penting dalam kapitalisme: pengutamaan kepentingan pribadi (individualisme), persaingan (kompetisi) dan pengerukan kuntungan. Individualisme penting dalam kapitalisme, sebab manusia melihat diri mereka sendiri bukanlah sebagai bagian dari masyarakat, akan tetapi sebagai “individu-individu” yang sendirian dan harus berjuang sendirian untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. “Masyarakat kapitalis” adalah arena di mana para individu berkompetisi satu sama lain dalam kondisi yang sangat sengit dan kasar. Ini adalah arena pertarungan sebagaimana yang dijelaskan Darwin, di mana yang kuat akan tetap hidup, sedangkan yang lemah dan tak berdaya akan terinjak dan termusnahkan, dan tempat di mana kompetisi yang sengit mendominasi.
Menurut cara berpikir yang dijadikan dasar berpijak kapitalisme, setiap individu – dan ini dapat berupa seseorang, sebuah perusahaan atau suatu bangsa – harus berjuang atau berperang hanya untuk kemajuan dan kepentingannya sendiri. Yang paling menentukan dalam peperangan ini adalah produksi. Para produsen yang paling unggul akan bertahan hidup, sedang yang lemah dan tidak mampu bersaing akan tersingkir dan mati. Inilah sistem yang sedang berlaku, dan seolah tidak ada kepedulian bahwa mereka yang tersingkirkan dalam perjuangan sengit ini, mereka yang terinjak-injak dan jatuh ke jurang kemiskinan adalah manusia. Sebaliknya yang justru dianggap lebih penting bukanlah manusia, akan tetapi pertumbuhan ekonomi, dan barang-barang, yakni produk dari pertumbuhan ekonomi ini. Dengan sebab ini, mentalitas kapitalis tidak merasakan adanya tanggung jawab moral atau hati nurani atas orang-orang yang terinjak di bawah kaki mereka, dan yang harus hidup dengan berbagai kesulitan. Ini adalah Darwinisme yang diterapkan secara menyeluruh pada masyarakat di bidang ekonomi
Dengan menyatakan perlunya mendorong kompetisi di berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan memaklumkan tidak perlunya memberikan kesempatan atau bantuan bagi masyarakat yang lemah di sektor apapun, baik kesehatan maupun ekonomi, para perumus Darwinisme Sosial terkemuka telah meletakkan dukungan “filosofis” dan “ilmiah” bagi kapitalisme. Misalnya, menurut Tille, sosok terkemuka yang mewakili mentalitas kapitalis-Darwinis, menyatakan bahwa adalah kesalahan besar untuk mencegah kemiskinan dengan memberikan bantuan atau pertolongan bagi “kelas-kelas yang tersingkirkan”, sebab ini berarti ikut campur dalam proses seleksi alam yang mendorong berlangsungnya evolusi.
Dalam pandangan Herbert Spencer, perumus terkemuka Darwiniwme Sosial, yang juga memasukkan prinsip-prinsip Darwinisme pada kehidupan masyarakat, jika seseorang itu miskin maka ini adalah kesalahannya; tak seorangpun berkewajiban menolong orang ini untuk bangkit (dari kemiskinannya). Jika seseorang itu kaya, bahkan jika ia telah mendapatkan kekayaannya melalui cara yang amoral, maka hal ini adalah karena kecakapannya. Oleh karena itu, orang yang kaya akan tetap bertahan hidup, sedangkan yang miskin akan tersingkirkan dan terhapuskan. Ini adalah pandangan yang telah hampir mendominasi secara keseluruhan pada masyarakat jaman sekarang, dan merupakan gambarang singkat tentang moralitas kapitalis-Darwinis.
Spencer, yang mendukung dan mempertahankan moralitas ini, mneyelesaikan karyanya berjudul Social Statistics pada tahun 1850, dan menolak semua sistem bantuan (untuk masyarakat) yang diusulkan oleh negara, antisipasi bagi perlindungan terhadap kesehatan, sekolah-sekolah negeri, dan vaksinasi wajib. Sebab menurut Darwiniwme Sosial, tatanan masyarakat terbentuk dari prinsip bahwa yang kuat akan tetap bertahan hidup. Pemberian bantuan dan pemberdayaan bagi masyarakat lemah dan menjadikan mereka tetap bertahan hidup adalah pelanggaran terhadap prinsip ini. Yang kaya tetap kaya dikarenakan mereka lebih mampu bertahan hidup; sebagian bangsa menjajah bangsa lain, sebab bangsa-bangsa penjajah ini lebih cerdas dan unggul. Spencer bersiteguh menerapkan doktrin ini: “Jika mereka benar-benar layak untuk hidup, mereka akan hidup, dan sudah sebaiknya jika mereka harus hidup. Jika mereka benar-benar layak untuk mati, mereka akan mati, dan adalah paling baik jika mereka harus mati”
Graham Sumner, Professor Ilmu Politik dan Sosial di Universitas Yale, adalah juru bicara Darwinisme Sosial di Amerika. Dalam salah satu tulisannya, ia merangkum pandangannya tentang masyarakat manusia sebagai berikut:
...jika kita mengangkat seseorang ke atas kita harus memiliki tumpuan, yakni titik reaksi. Dalam masyarakat ini berarti bahwa untuk mengangkat seseorang ke atas maka kita harus mendorong yang seseorang yang lain ke bawah.
Richard Milner, editor senior pada Majalah Natural History terbitan American Museum of Natural History, New York, menulis:
Salah satu juru bicara terkemuka Darwinisme Sosial, William Graham Sumner dari Princeton, berpandangan bahwa kaum jutawan adalah individu-individu yang paling mampu (bertahan hidup) dalam masyarakat dan berhak mendapatkan hak-hak istimewa. Mereka “secara alamiah telah terseleksi di arena kompetisi”
Sebagaimana telah kita ketahui dari pernyataan-pernyataan ini, para Darwinis sosial menggunakan teori evolusi Darwin sebagai pernyataan “ilmiah” bagi masyarakat kapitalis. Akibat dari hal ini, masyarakat telah kehilangan ajaran-ajaran yang telah dibawa oleh agama seperti saling tolong-menolong, kedermawanan, dan kerjasama; sebaliknya semua ini telah tergantikan oleh sifat mementingkan diri sendiri, kikir dan oportunisme. Menurut perumus terkemuka Darwinisme sosial, Profesor E.A. Ross asal Amerika,”Bantuan kemanusiaan oleh kaum Kristiani sebagai sarana beramal baik telah memunculkan tempat berlindung di mana orang-orang sangat idiot tumbuh dan berkembang biak.” Lagi menurut Ross,”Negara mengumpulkan orang-orang bisu dan tuli di tempat-tempat penampungannya, dan ras bisu dan tuli sedang dalam proses pembentukan.” Ross menolak semua ini karena dianggap mencegah berlangsungnya proses evolusi di alam.
Begitulah, Darwinisme telah meletakkan landasan filosofis bagi semua sistem ekonomi kapitalis di dunia dan sistem politik yang dibentuk oleh sistem ekonomi ini.
Tidak mengherankan jika para pendukung utama Darwinisme Sosial adalah para pemilik kapital. Kemunculan yang kuat dengan menginjak-injak yang lemah dan dengan meyakini kebijakan ekonomi yang sangat jauh dari rasa belas kasih, tolong-menolong dan cinta sesama tidak lagi menjadi sesuatu yang terkutuk. Sebab perilaku seperti ini dianggap sebagai sejalan dengan “penjelasan ilmiah” dan “hukum alam”, yakni evolusi.
Menurut Richard Hofstadter, penulis buku Social Darwinism in American Thought, juragan perkeretaapian, Chauncey Depew mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki ketenaran, keberuntungan dan kekuasaan di kota New York mewakili mereka yang paling kuat dan layak untuk tetap bertahan hidup, melalui kecakapan mereka yang unggul, kemampuan berpikir ke depan dan kemampuan beradaptasi”. Baron kereta api yang lain, James J. Hill, mengatakan bahwa “keberuntungan perusahaan-perusahaan perkeretaapian ditentukan oleh hukum kemampuan bertahan hidup bagi yang layak dan kuat”
Dalam biografinya, Andrew Carnegie, seorang pemilik kapital utama di Amerika, menyatakan kepercayaannya pada evolusi dengan perkataannya, “Saya telah menemukan kebenaran evolusi.” Dalam bagian lain ia menuliskan perkataan ini:
(Hukum kompetisi) itu ada di sini; kita tidak dapat menghindarinya; tak ada penjelasan lain yang telah ditemukan untuk menggantikannya; dan kendatipun hukum ini mungkin terkadang terasa berat bagi individu, namun inilah yang terbaik bagi sekelompok ras, sebab hal ini menjamin kelangsungan bertahan hidup bagi yang paling layak di semua aspek (kehidupan)”
Dalam artikel Darwin’s Three Mistakes, ilmuwan evolusioner Kenneth J. Hsü, membongkar pemikiran Darwinis kaum kapitalis Amerika, termasuk pernyataan Rockefeller yang menyatakan bahwa, “pertumbuhan bisnis besar hanyalah sekedar [tentang kemampuan] individu yang kuat [untuk] tetap bertahan hidup; [hal] tersebut hanyalah cara kerja hukum alam.”
Sungguh sangat menarik bahwa di Amerika, lembaga-lembaga seperti Rockefeller Foundation dan the Carnegie Institution, yang didanai oleh para raja kapitalis seperti Rockefeller dan Carnegie, memberikan bantuan dana yang cukup besar untuk penelitian dibidang evolusi.
Sebagaimana telah dipahami dari apa yang telah diuraikan, kapitalisme telah menyeret manusia untuk menyembah hanya uang dan kekuatan yang bersumber dari uang. Dengan menganggap segala ajaran agama dan etika sebagai sesuatu yang tidak bermakna, masyarakat yang terpengaruh oleh gagasan evolusi mulai lebih mementingkan peranan dan kekuatan yang bersifat materi, dan terseret menjauhi perasaan seperti cinta, kasih sayang dan pengorbanan.
Moralitas kapitalis ini telah menjadi sangat berpengaruh hampir di seluruh masyarakat masa kini. Dengan dalih ini, kaum miskin, lemah dan tak berdaya tidak diberikan bantuan serta perlindungan. Bahkan jika mereka terjangkiti penyakit parah dan mematikan, mereka tidak mampu mendapatkan siapa saja yang dapat membantu mengobati. Kaum papa diterlantarkan begitu saja dengan penyakitnya hingga meninggal. Di banyak negara, berbagai kedzaliman dan tindakan tak manusiawi seperti pemaksaan anak-anak secara kasar untuk bekerja dan perampasan hak-hak sosial sangatlah sering dijumpai.
Saat ini, alasan mengapa bangsa-bangsa seperti Ethiopia terjerembab dalam kekeringan dan kelaparan adalah dominasi moral kapitalis ini. Kendatipun bantuan dari banyak negara mampu untuk menyelamatkan orang-orang yang kelaparan ini, namun mereka diterlantarkan kelaparan dan miskin begitu saja.
*dipopulerkan oleh Harun Yahya

HAKEKAT TAUHID

HAKEKAT TAUHID

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون[ِ (الذريات:56)

“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah([1]) kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat, 56).
]وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوت[(النحل: من الآية:36)
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan) “Beribadalah kepada Allah (saja) dan jauhilah thoghut”([2]).” (QS. An Nahl, 36).
]وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا[
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah : “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS. Al Isra’, 23-24).
]قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلاَ تَقْتُلُوا أَوْلاَدَكُمْ مِنْ إِمْلاَقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلاَ تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلاَ تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ وَلاَ تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلاَّ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لاَ نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ[
“Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami(nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun dia adalah kerabat(mu). Dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’am, 151-153).
Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu berkata : “Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah Subhanahu wata’ala : “Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya, dan “Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain.([3])”
Mu’adz bin Jabal Radhiallahu’anhu berkata :
كنت رديف النبي على حمار، فقال لي :" يا معاذ، أتدري ما حق الله على العباد، وما حق العباد على الله ؟ قلت : الله ورسوله أعلم، قال : حق الله على العباد أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئا، وحق العباد على الله أن لا يعذب من لا يشرك به شيئا، قلت : يا رسول الله، أفلا أبشر الناس ؟ قال : " لا تبشرهم فيتكلوا ".

“Aku pernah diboncengkan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam di atas keledai, kemudian beliau berkata kepadaku : “ wahai muadz, tahukah kamu apakah hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya, dan apa hak hamba-hambaNya yang pasti dipenuhi oleh Allah?, Aku menjawab : “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda : “Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya ialah hendaknya mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang orang yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya : ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?, beliau menjawab : “Jangan engkau lakukan itu, karena Khawatir mereka nanti bersikap pasrah” (HR. Bukhari, Muslim).

Pelajaran penting yang terkandung dalam bab ini :
1. Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah Ta'ala.
2. Ibadah adalah hakekat (tauhid), sebab pertentangan yang terjadi antara Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dengan kaumnya adalah dalam masalah tauhid ini.
3. Barang siapa yang belum merealisasikan tauhid ini dalam hidupnya, maka ia belum beribadah (menghamba) kepada Allah Tabaroka wata’ala inilah sebenarnya makna firman Allah :
]ولا أنتم عابدون ما أعب[
“Dan sekali-kali kamu sekalian bukanlah penyembah (Tuhan) yang aku sembah” (QS. Al Kafirun, 3)
4. Hikmah diutusnya para Rasul [adalah untuk menyeru kepada tauhid, dan melarang kemusyrikan].
5. Misi diutusnya para Rasul itu untuk seluruh umat.
6. Ajaran para Nabi adalah satu, yaitu tauhid [mengesakan Allah Subhanahu wata’ala saja].
7. Masalah yang sangat penting adalah : bahwa ibadah kepada Allah Subhanahu wata’ala tidak akan terealisasi dengan benar kecuali dengan adanya pengingkaran terhadap thoghut.
Dan inilah maksud dari firman Allah Subhanahu wata’ala :
]فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى[
“Barang siapa yang mengingkari thoghut dan beriman kepada Allah, maka ia benar benar telah berpegang teguh kepada tali yang paling kuat” (QS. Al Baqarah, 256).
8. Pengertian thoghut bersifat umum, mencakup semua yang diagungkan selain Allah.
9. Ketiga ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al An’am menurut para ulama salaf penting kedudukannya, didalamnya ada 10 pelajaran penting, yang pertama adalah larangan berbuat kemusyrikan.
10. Ayat-ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al Isra' mengandung 18 masalah, dimulai dengan firman Allah :
]لا تجعل مع الله إلها آخر فتقعد مذموما مخذولا[
“Janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, agar kamu tidak menjadi terhina lagi tercela” (QS. Al Isra’, 22).
Dan diakhiri dengan firmanNya :
]ولا تجعل مع الله إلها آخر فتلقى في جهنم ملوما مدحورا[
“Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, sehingga kamu (nantinya) dicampakkan kedalam neraka jahannam dalam keadaan tercela, dijauhkan (dari rahmat Allah)” (QS. Al Isra’, 39).

Dan Allah mengingatkan kita pula tentang pentingnya masalah ini, dengan firmanNya:
]ذلك مما أوحى إليك ربك من الحكمة[
“Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu” (QS. Al Isra’, 39).
11. Satu ayat yang terdapat dalam surat An Nisa’, disebutkan didalamnya 10 hak, yang pertama Allah memulainya dengan firmanNya:
] واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا [
“Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja), dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun.” (QS. An Nisa’, 36).
12. Perlu diingat wasiat Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam di saat akhir hayat beliau.
13. Mengetahui hak-hak Allah yang wajib kita laksanakan.
14. Mengetahui hak-hak hamba yang pasti akan dipenuhi oleh Allah apabila mereka melaksanakannya.
15. Masalah ini tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat([4]).
16. Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan untuk maslahah.
17. Dianjurkan untuk menyampaikan berita yang menggembirakan kepada sesama muslim.
18. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam merasa khawatir terhadap sikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah.
19. Jawaban orang yang ditanya, sedangkan dia tidak mengetahui adalah : “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.
20. Diperbolehkan memberikan ilmu kepada orang tertentu saja, tanpa yang lain.
21. Kerendahan hati Rasulullah, sehingga beliau hanya naik keledai, serta mau memboncengkan salah seorang dari sahabatnya.
22. Boleh memboncengkan seseorang diatas binatang, jika memang binatang itu kuat.
23. Keutamaan Muadz bin Jabal..





________________________________________
([1]) Ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah ta’ala dengan mentaati segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Dan inilah hakekat agama Islam, karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah semata, yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepada-Nya, dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.
Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin, yang dicintai dan diridhoi oleh Allah. Dan suatu amal akan diterima oleh Allah sebagai ibadah apabila diniati dengan ikhlas karena Allah semata dan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW.
([2]) Thoghut ialah : setiap yang diagungkan selain Allah dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi, baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia ataupun setan. Menjauhi thoghut berarti mengingkarinya, tidak menyembah dan memujanya, dalam bentuk dan cara apapun.
([3]) Atsar ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abi Hatim.
([4]) Tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat, karena Rasulullah menyuruh Muadz agar tidak memberitahukannya kepada meraka, dengan alasan beliau khawatir kalau mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah. Sehingga tidak mau berlomba lomba dalam mengerjakan amal sholeh. Maka Mu’adz pun tidak memberitahukan masalah tersebut, kecuali di akhir hayatnya dengan rasa berdosa. Oleh sebab itu, di masa hidup Mu’adz masalah ini tidak diketahui oleh kebanyakan sahabat.